Meski berkomitmen menghentikan pendanaan energi fosil di KTT G7 tahun 2022, Jepang tetap menjadi salah satu pendana terbesar untuk investasi LNG di dunia. Dengan fokus pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia, Jepang mengalirkan dana hingga USD93 miliar untuk proyek energi fosil antara 2013 hingga 2024. Dari jumlah tersebut, sekitar USD56 miliar dialokasikan untuk pengembangan LNG.
Sebagai pembanding, investasi untuk energi bersih hanya tercatat sebesar USD24,5 miliar pada periode yang sama.
Keberlanjutan proyek investasi LNG dipertanyakan banyak pihak, dengan beberapa kritikus menilai bahwa Jepang terjebak dalam praktik “greenwashing”, mempromosikan LNG sebagai bagian dari transisi energi meski fakta menunjukkan emisi yang lebih tinggi dibandingkan batu bara.
Dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC), Jepang bersama 11 negara lainnya termasuk Indonesia, Australia, dan Singapura, berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih. Namun, banyak proyek yang digagas justru lebih mengarah pada pengembangan gas alam dan teknologi seperti carbon capture and storage (CCS), bukannya energi terbarukan.
Studi dari Universitas Cornell menunjukkan bahwa emisi LNG bisa 33% lebih tinggi dibandingkan dengan batu bara, akibat proses pengolahan dan distribusi gas cair.
Menurut Hiroki Osaka dari Friends of the Earth Japan, pengaruh Jepang dalam pendanaan proyek LNG masih besar, meski diklaim menggunakan teknologi CCS untuk mengurangi emisi.
Sebagai negara dengan pengaruh besar dalam sektor energi, Jepang menghadapi kritik karena investasi LNG yang disamarkan sebagai solusi iklim.
Meski teknologi pengurangan emisi seperti CCS sering disebut sebagai solusi, banyak yang berpendapat bahwa itu hanya upaya untuk membenarkan proyek energi fosil yang tetap berkontribusi pada perubahan iklim global.
Demikian informasi seputar investasi LNG di Jepang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Pendirianperusahaan.Com.
Tags: Asia Zero Emission Community, Bisnis, Ekonomi, Emisi Karbon, Energi Fosil, energi terbarukan, Greenwashing, Indonesia, Investasi LNG, Jepang, Keuangan, LNG, Proyek LNG, Solusi Iklim, Teknologi CCS