Adaro Energy: Upayakan Energi Hijau dengan Investasi $300 Juta untuk Energi Terbarukan

Perusahaan tambang terkemuka, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), mengumumkan rencananya untuk mengalokasikan sejumlah besar dana guna pengembangan lini bisnis energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari langkah strategisnya untuk menjadi pelopor dalam sektor energi hijau.

Menurut informasi yang diungkapkan oleh Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Boy Thohir memaparkan perusahaan telah menganggarkan US$300 juta (setara dengan Rp4,7 triliun) dari total belanja modal mencapai US$600-700 juta (sekitar Rp9,5-Rp 11,1 triliun) untuk inisiatif EBT ini. Hal ini diungkapkan dalam sebuah paparan publik yang dilakukan di Jakarta pada Rabu, 15 Mei 2024.

Garibaldi menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen Adaro Energy dalam menjalani transisi menjadi penyedia energi hijau yang berkelanjutan. “Kami tidak berencana untuk membuka tambang baru atau melakukan akuisisi sejenis. Sebaliknya, kami akan memaksimalkan eksplorasi pada tambang-tambang yang sudah ada,” ungkapnya dengan tegas.

Meski menyadari bahwa proses menuju energi hijau membutuhkan waktu, Garibaldi optimis bahwa permintaan akan energi hijau akan terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di pasar domestik maupun internasional. Ia juga menyoroti potensi pasar energi hijau terutama dalam permintaan alumunium sebagai bagian dari kendaraan listrik (EV).

“Saat ini, permintaan alumunium sebagai material untuk bodi kendaraan listrik semakin meningkat, sejalan dengan dorongan untuk membuat kendaraan listrik menjadi lebih efisien dalam hal berat dan jarak tempuh,” jelasnya.

Selain itu, Adaro Energy juga berencana untuk memasuki sektor energi air dengan ambisi memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1,3 gigawatt (GW) di Mentarang Induk, Kalimantan Utara. Proyek ini dijadwalkan akan selesai pada tahun 2030 dan listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk memproduksi aluminium hijau.

Menurut Direktur Adaro Energy Indonesia, Lie Luckman, alokasi belanja modal perusahaan untuk tahun 2024 mencapai US$600-700 juta, di mana sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis energi terbarukan. “Komitmen kami dalam mengembangkan energi hijau tidak hanya merupakan langkah strategis untuk masa depan perusahaan, tetapi juga kontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.

Dengan langkah-langkah ini, Adaro Energy Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam industri energi hijau, sambil tetap memperhatikan keberlanjutan bisnisnya dalam jangka panjang.

Demikian informasi seputar upaya Adaro Energy Indonesia untuk pengembangan industri energi hijau di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Pendirianperusahaan.Com.