Mengenal Biodiesel B50, Bahan Bakar dari Minyak Sawit

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian belum lama ini meluncurkan bahan bakar baru yang dinamakan dengan biodiesel B50. Karena belum lama launching, belum banyak masyarakat mengenal biodiesel B50.

Biodiesel B50 adalah salah satu bahan bakar minyak (BBM) yang dibuat dari campuran organik (tumbuhan). Untuk lebih mengenal jenis BBM tersebut simak artikel beirkut ini.

Mengenal Biodiesel B50

Biodiesel B50 adalah BBM yang dibuat dengan mencampurkan solar dengan minyak sawit. Kedua bahan tersebut lalu dikonversi hingga menjadi B50. Bahan bakar ini jadi salah satu upaya pemerintah untuk mengejar kemandirian energi Indonesia. B50 diharapkan mampu menggeser bahan bakar fosil yang jumlahnya diyakini terus berkurang.

Bahan bakar ini sengaja memanfaatkan kelapa sawit karena ketersediaannya cukup melimpah di Indonesia. Dengan banyaknya bahan baku tersebut proses produksi bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Selain itu B50 bisa menjadi salah satu sumber energi baru terbarukan. Bahan bakar ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan negara terhadap bahan bakar fosil yang saat ini tersedia.

Pembuatan Biodiesel B50

Cara pembuatan Biodiesel B50 dijelaskan oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Pangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Dr Ir Arief Widjaja M. Eng. Dilansir dari situs resmi ITS, biodiesel B50 dibuat dengan cara mengkonversi solar dan minyak sawi dengan rasio 50:50.

Cara yang paling umum dilakukan untuk menghasilkan biodiesel adalah dengan mencampurkan alkohol ke minyak sawit yang kemudian akan dihasilkan biodiesel dan gliserol. Lalu dicampurkan pula katalis yakni sodium hidroksida. Katalis tersebut dibutuhkan untuk memancing reaksi alkohol dan minyak sawit.

Pada dasarnya pembuatan biodiesel secara umum tidak harus menggunakan minyak sawit namun bisa dengan bahan tumbuhan lain, misalnya kelapa, biji matahari, minyak jarak, dan lain sebagainya.

“Apa pun yang bisa menjadi minyak goreng bisa dikonversi menjadi biodiesel” ungkapnya.

Kelebihan Biodiesel 50

Menurut Arier, penggunaan biodiesel B50 punya beberapa kelebihan yang dapat dirasakan yakni sebagai berikut.

  1. Membantu Merawat Mesin

Salah satu sifat yang dimiliki B50 adalah sifat pelumasnya. Saat digunakan di mesin, BBM ini mampu merawat mesin karena mengurangi gesekan yang terjadi antarkomponen mesin. Dengan begitu mesin bisa lebih awet dan usianya lebih panjang.

2. Lebih Ramah Lingkungan

Manfaa yang juga akan dirasakan menggunakan biodiesel B50 adalah emisi karbondioksida yang dihasilkan lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan solar. Hal ini bisa terjadi lantaran perbedaan garis waktu antar kedua BBM tersebut.

“Biodiesel berasal dari garis waktu saat ini sedangkan yang solar bersumber dari zaman pra sejarah,” terang Arief.

Karbon dioksida dari solar bersumber dari karbon yang usianya jutaan tahun, sedangkan pada biodiesel jauh lebih sebentar. Dan saat keluar dari proses pembakaran, dampak merusak yang ditimbulkan terhadap alam berbeda.

Kekurangan Biodiesel B50

Meski punya sejumlah kelebihan, biodiesel B50 juga punya kekurangan. Salah satu yang cukup terlihat adalah titik nyala B50 justru lebih tinggi daripada solar. Kondisi tersebut di sisi lain mampu memicu kerusakan mesin di komponen tertentu lantaran spesifikasi mesin dan BBM tidak sesuai.

“Suatu mesin tentu sudah didesain sesuai karakteristik bahan bakar tertentu, ketidaksesuaian karakteristik akan mengganggu proses di dalam mesin,” jelasnya.

Meski telah diluncurkan oleh pemerintah, belum banyak masyarakat mengenal biodiesel B50. Kemungkinan besar masyarakat masih enggan beralih dari solar ke BBM jenis tersebut.

Tags: bahan bakar minyak, Biodiesel B50