Investasi Panas Bumi Justru Berpotensi Besar yang Tersandung Beban Biaya?

Investasi panas bumi di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi sumber energi terbarukan utama, namun pengembangannya terhambat oleh biaya tinggi dan inefisiensi. Meski Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, pemanfaatan sumber daya ini masih belum optimal.

Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong percepatan investasi dan pengembangan energi panas bumi.

Tantangan dalam Pengembangan Energi Panas Bumi

Indonesia, dengan potensi energi panas bumi yang sangat besar, mencapai 3,3 TW, mengalami kesulitan dalam mengakses dan memanfaatkan sumber daya ini. Salah satu masalah utama adalah tingginya biaya pengembangan proyek, yang dipengaruhi oleh lokasi proyek yang seringkali berada di daerah terpencil atau hutan.

Biaya investasi panas bumi Indonesia juga jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain, seperti Turki, yang berhasil menurunkan biaya listrik yang dihasilkan dari panas bumi secara signifikan.

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah berusaha mempercepat pengembangan energi panas bumi dengan memfasilitasi kerja sama antara PT Pertamina dan PT PLN.

Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terpasang yang diharapkan dapat mencapai lebih dari 1.130 MW dengan investasi sebesar US$5,4 miliar. Meskipun demikian, banyak hambatan seperti masalah perizinan dan pengaturan jual beli listrik yang harus diselesaikan agar proyek dapat berjalan dengan lebih efisien.

Investasi panas bumi di Indonesia memang masih lebih mahal dibandingkan dengan negara lain, seperti Selandia Baru dan Turki, yang berhasil mencapai biaya yang lebih rendah.

Indonesia menghadapi tantangan dalam biaya total pemasangan (TIC), yang pada 2024 diperkirakan akan lebih dari US$6.000/kW, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain yang mencatatkan biaya jauh lebih rendah.

Namun, meskipun biaya ini cukup tinggi, pembangkit listrik panas bumi di Indonesia tetap lebih murah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis fosil.

Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong inovasi dan kebijakan yang dapat mengurangi biaya investasi, seperti peningkatan efisiensi dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi penyimpanan energi.

Investasi panas bumi di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung transisi energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, tantangan utama tetap pada biaya investasi yang tinggi dan inefisiensi dalam pengembangan proyek.

Pemerintah dan pihak terkait perlu mengatasi hambatan ini dengan kebijakan yang lebih mendukung dan mempercepat pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional.

Demikian informasi seputar pengembangan investasi panas bumi di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Pendirianperusahaan.Com.

Tags: Biaya Investasi Panas Bumi, Bisnis, Efisiensi Energi, Ekonomi, Energi Panas Bumi, Energi Terbarukan Indonesia, Investasi Panas Bumi, Keuangan, Pembangkit Listrik Panas Bumi, Pengembangan Energi Terbarukan, Perizinan Energi, transisi energi Indonesia